Isnin, 30 Ogos 2010
















KOTA BHARU 29 Ogos 10: BAYANGKAN kalau yang sedang terbaring di gambar di atas itu adalah anak anda, di bulan Ramadhan ini. Apa rasa anda?

Dia, seorang remaja berusia 15 tahun koma selepas kepalanya didakwa diketuk menggunakan cota oleh seorang anggota polis di Jalan Machang-Kota Bharu, kira-kira jam 2.45 pagi, pada 20 Ogos lalu.

Menurut bapanya, Riduan Zawawi, 43, dalam kejadian itu, anaknya yang membonceng motosikal bersama seorang rakan dalam perjalanan pulang dari kedai makan di Ketereh ke rumah di Kampung Galang, Pulai Chondong, Machang.

Katanya, dia hanya mengetahui kejadian itu selepas isterinya, Maznah Ibrahim, 40, menghubunginya sambil memaklumkan anak mereka terbabit dalam kemalangan.

“Saya yang bekerja sebagai pemandu kereta sewa ketika itu dalam perjalanan untuk mengambil penumpang.
“Isteri menghubungi kira-kira jam 3 pagi memaklumkan kejadian itu dan saya bergegas ke Klinik Ketereh untuk melihat anak,” katanya ketika ditemui di Hospital Universiti Sains Malaysia (HUSM), Kubang Kerian, di sini, semalam.

Riduan berkata, pada mulanya dia tidak tahu punca anaknya mengalami kecederaan teruk itu sehingga diberitahu oleh rakan sebaya anaknya yang bersama-sama menaiki motosikal berkenaan. Katanya, mereka berdua ditahan polis ketika dalam perjalanan ke rumah, namun kedua-dua remaja terbabit enggan memberhentikan motosikal.

“Rakannya memberitahu, polis terbabit terus bertindak ganas memukul kepala Muhammad Raimie dengan sebatang kayu menyebabkannya jatuh tersembam ke atas jalan raya.

“Anak saya kemudian dihantar ke klinik itu sebelum dipindahkan ke HUSM untuk menjalani pembedahan akibat pendarahan otak,” katanya.

Berikutan kejadian itu, Riduan membuat laporan polis di Balai Polis Kota Bharu pada jam 11.41 pagi pada hari berkenaan. Selain itu, Riduan berkata, anaknya yang mula sedar selepas tiga hari terlantar koma masih tidak dapat bercakap.

Katanya, dia kesal dengan kejadian itu apabila anaknya terpaksa menderita teruk akibat tindakan anggota polis berkenaan. “Walaupun sedar, dia masih tidak boleh bercakap. Saya kesal dengan kejadian ini dan bercadang menuntut keadilan dengan mengambil tindakan undang-undang,” katanya. (AK)

Komen Blog Ibnu Hasyim: Harap pagar, pagar makan padi.. Pengendali keamanan, membuat rakyat tidak aman?

Kata Allah SWT.. Demi masa, sesungguhnya manusia itu sentiasa dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal soleh, pesan-memesan dalam perkara kebenaran dan pesan-memesan dalam perkara kesabaran.

Pesan memesan dan suruh menyuruh.. supaya tegakkan kebenaran dan keadilan. Juga bersabarlah!

*MAD DOHA KAMPUNG KATONG MEMOHON KEADILAN BAGI PIHAK BELIAU

Khamis, 26 Ogos 2010

Bulan Cerah 16 Ramadhan





PAGI tadi

Pagi yang nyaman selepas tengah malam
aku dan seorang lagi berkayuh malam ke pagi
dari Jelempok-Pauh-Arau-Kuala Perlis-Kangar-Jejawi-Arau-Pauh-Jelempok

Petang kelmarin dapat berita bantuan RM 500 untuk hari raya.
Terus saja sahabatku Am mengorder Lamb Chop di Shah Kitchen
limpahan kuah Black Paper yang pedas hangat
timbunan jejari kentang besar dan rangup

jika aku bukan cyclist
pasti aku di kampung katong menonton tv
jika aku bukan cyclist
pasti aku di kampung katong meminum ketum
jika aku bukan cyclist
pasti aku meneruskan kehidupan menjadi tua sebelum usia

Rabu, 25 Ogos 2010

KEMENANGAN SETAN BILA....




















Tajuk Asal: Kemenangan Iblis
SYEIKH Dhirar bin Murrah, seorang ulama sufi kenamaan yang hidup di Kufah (Irak), wafat pada 132 Hijriyah pernah berkata bahwa Iblis mengatakan, ”Jika saya mampu mengusai Bani Adam dalam tiga hal, berarti keinginanku telah tercapai dan saya telah menang, yaitu: 1. Jika lupa akan dosanya; 2. Jika merasa cukup akan amalnya; 3. Jika kagum dan bangga akan pendapatnya (merasa pintar).

Sebenarnya ketiga hal (penyakit) pancingan Iblis yang dikhawatirkan Syeikh Dhirar merupakan penjelmaan dari inti ajaran Agama yang banyak ayat dan hadits Nabi SAW secara mantuq dan mafhum yang meminta untuk menjauhkan hal-hal tersebut. Penyakit lupa akan dosa, intinya adalah agar manusia senantiasa ingat dan beristighfar kepada Allah SWT, karena semua manusia tak luput dari dosa.

Ingat dosa, istighfar dan bertaubat adalah sarana untuk menyambut ke depan yang lebih baik dengan penuh asa. Jika manusia lupa akan dosa akan mudah tertutup hatinya karena tidak merasa butuh kepada ampunan Allah, maka rasa keangkuhan akan timbul, pada gilirannya keagungan dan kebesaran Tuhan sudah tidak tampak lagi dihadapannya, karena Allah menghilangkan bukti kebesaran dan keagunganNya dari para mutakabbirin, firman Allah SWT, ”Aku akan memalingkan tanda-tanda kekuasaan-Ku dari orang-orang yang menyombongkan diri (mutakabbir) di muka bumi tanpa alasan yang benar”(QS.7/146).

Manusia seperti ini tidak lagi merasa bersalah jika melakukan maksiat atau dosa, parahnya lagi sudah tidak sungkan untuk terang-terangan dalam maksiat atau mujaharah. Perbuatan dosa yang Mujaharah ini yang sulit diampunkan oleh Maha Pengampun, karena sudah tidak takut dan malu lagi terhadap Allah SWT dan tidak malu pula terhadap manusia. Tidak berpuasa secara terang-terangan, minum-minum keras di depan khalayak, berselingkuh, baca: berzina direkam, sehingga teredarkan.

Orang yang berbuat dosa tapi sembunyi hanya Allah SWT yang tahu, lebih baik ketimbang manusia yang berbuat dosa tapi terang-terangan. Pada saat Allah SWT menutup rahasia dosa manusia agar manusia tersebut suatu ketika bertaubat kepadaNya, sayangnya manusia sendiri mendeklarasikan, bahkan menceritakan dan bangga dengan dosanya! Bagaimana manusia lain dapat menutup aib saudara yang mujaharah, kalau dia sendiri yang menyebarkannya?

Musibah lain yang merupakan penyakit bani Adam yaitu merasa cukup dengan amal (cukup dengan apa yang diketengahkan). Apa yang telah dikerjakan seakan sudah sempurna, sehingga tidak mau mengoreksi dan mengembangkan ke arah lebih baik lagi. Tak pernah bertanya sudah cukupkah amal saya? sudah betulkah ibadahnya, akibatnya tidak mau balajar qiraat al-Qur’an karena sudah merasa betul bacaannya, juga tidak mau belajar hukum taharah, wudhu, salat secara benar karena sudah merasa cukup benar, dan tidak mau pula meningkatkan kerja yang bermanfaat.

Penyakit merasa cukup harus segera ditanggalkan, sebaliknya, harus terus menyempurnakan dan mengembangkan ke arah yang lebih baik lagi, yang dituntut merasa cukup dan qana’ah hanyalah terhadap karunia yang diberikan Allah SWT (rizki) agar jangan menjadi tamak, tentunya setelah berusaha maksimal dan tawakkal! Penyakit lain yang manusia lengah yaitu merasa pintar dan selalu bangga dengan pendapatnya.

Akibatnya, tidak mau lagi mendengar nasihat orang lain dan tidak merasa perlu untuk bermusyawarah kepada orang yang pantas untuk diajak musyawarah. Selalu merasa pendapatnyalah yang paling benar, padahal belum tentu demikian, kalau Nabi SAW saja diminta bermusyawarah kepada para sahabatnya, apalah artinya manusia biasa, tentunya lebih diminta untuk menghormati dan mendengar pendapat orang lain, dengan harapan semoga keputusan yang diadopsi dan diterapkan akan lebih dekat kepada kebenaran.

Semoga kita semua terhindar dari ketiga penyakit yang dikhawatirkan Syeikh Dhirar, yang digambarkan sebagai kemenangan Iblis tersebut!

Kemenangan Iblis

Syeikh Dhirar bin Murrah, seorang ulama sufi kenamaan yang hidup di Kufah (Irak), wafat pada 132 Hijriyah pernah berkata bahwa Iblis mengatakan, ”Jika saya mampu mengusai Bani Adam dalam tiga hal, berarti keinginanku telah tercapai dan saya telah menang, yaitu: 1. Jika lupa akan dosanya; 2. Jika merasa cukup akan amalnya; 3. Jika kagum dan bangga akan pendapatnya (merasa pintar).

Sebenarnya ketiga hal (penyakit) pancingan Iblis yang dikhawatirkan Syeikh Dhirar merupakan penjelmaan dari inti ajaran Agama yang banyak ayat dan hadits Nabi SAW secara mantuq dan mafhum yang meminta untuk menjauhkan hal-hal tersebut. Penyakit lupa akan dosa, intinya adalah agar manusia senantiasa ingat dan beristighfar kepada Allah SWT, karena semua manusia tak luput dari dosa.

Ingat dosa, istighfar dan bertaubat adalah sarana untuk menyambut ke depan yang lebih baik dengan penuh asa. Jika manusia lupa akan dosa akan mudah tertutup hatinya karena tidak merasa butuh kepada ampunan Allah dus rasa keangkuhan akan timbul, pada gilirannya keagungan dan kebesaran Tuhan sudah tidak tampak lagi dihadapannya, karena Allah menghilangkan bukti kebesaran dan keagunganNya dari para mutakabbirin, firman Allah SWT, ”Aku akan memalingkan tanda-tanda kekuasaan-Ku dari orang-orang yang menyombongkan diri (mutakabbir) di muka bumi tanpa alasan yang benar”(QS.7/146).

Manusia seperti ini tidak lagi merasa bersalah jika melakukan maksiat atau dosa, parahnya lagi sudah tidak sungkan untuk terang-terangan dalam maksiat atau mujaharah. Perbuatan dosa yang Mujaharah ini yang sulit diampunkan oleh Maha Pengampun, karena sudah tidak takut dan malu lagi terhadap Allah SWT dan tidak malu pula terhadap manusia.

Tidak berpuasa secara terang-terangan, minum-minum keras di depan khalayak, berselingkuh, baca: berzina direkam, sehingga teredarkan. Orang yang berbut dosa tapi sembunyi hanya Allah SWT yang tahu, lebih baik ketimbang manusia yang berbuat dosa tapi terang-terangan. Pada saat Allah SWT menutup rahasia dosa manusia agar manusia tersebut suatu ketika bertaubat kepadaNya, sayangnya manusia sendiri mendeklarasikan, bahkan menceritakan dan bangga dengan dosanya! Bagaimana manusia lain dapat menutup aib saudara yang mujaharah, kalau dia sendiri yang menyebarkannya? Musibah lain yang merupakan penyakit bani Adam yaitu merasa cukup dengan amal (cukup dengan apa yang diketengahkan). Apa yang telah dikerjakan seakan sudah sempurna, sehingga tidak mau mengoreksi dan mengembangkan ke arah lebih baik lagi.

Tak pernah bertanya sudah cukupkah amal saya? sudah betulkah ibadahnya, akibatnya tidak mau balajar qiraat al-Qur’an karena sudah merasa betul bacaannya, juga tidak mau belajar hokum taharah, wudhu, salat secara benar karena sudah merasa cukup benar, dan tidak mau pula meningkatkan kerja yang bermanfaat. Penyakit merasa cukup harus segera ditanggalkan, sebaliknya, harus terus menyempurnakan dan mengembangkan ke arah yang lebih baik lagi, yang dituntut merasa cukup dan qana’ah hanyalah terhadap karunia yang diberikan Allah SWT (rizki) agar jangan menjadi tamak, tentunya setelah berusaha maksimal dan tawakkal! Penyakit lain yang manusia lengah yaitu merasa pintar dan selalu bangga dengan pendapatnya. Akibatnya, tidak mau lagi mendengar nasihat orang lain dan tidak merasa perlu untuk bermusyawarah kepada orang yang pantas untuk diajak musyawarah.

Selalu merasa pendapatnyalah yang paling benar, padahal belum tentu demikian, kalau Nabi SAW saja diminta bermusyawarah kepada para sahabatnya, apalah artinya manusia biasa, tentunya lebih diminta untuk menghormati dan mendengar pendapat orang lain, dengan harapan semoga keputusan yang diadopsi dan diterapkan akan lebih dekat kepada kebenaran.

Semoga kita semua terhindar dari ketiga penyakit yang dikhawatirkan Syeikh Dhirar, yang digambarkan sebagai kemenangan Iblis tersebut!

Oleh: Amiruddin Thamrin MA,
amiruddinthamrin@yahoo.com
Tinggal di Damaskus-Suriah

Rabu, 11 Ogos 2010

THE BIGGEST ASIAN MOUNTAIN BIKE RACE

TIDAK KETINGGALAN AKU MENGGAGAHI DIRI MENYAHUT CABARAN SEBAGAI BUDAK BARU BELAJAR UNTUK MENYERTAI EVENT BESAR MACAM NI. DAN SEPERTI DI JANGKA " MEREKA AMAT LAJU". XC RACE BUKAN UNTUK AKU KERANA MEREKA ATLIT PROFESIONAL DAN DIBANTU PASUKAN SOKONGAN YANG MANTAP, AKU SEMPAT BERHENTI SEBELUM KENA OVERLAP. ENDURANCE RACE BEST SEBAB TAKDAK ELIMINATE. RIDER YANG BERHENTI SENDIRI.

RESULT AKU.

XC RACE -ELIMINATE 1ST LAP.hehe
ENDURANCE RACE- 6 LAP -2 JAM 30 MINIT.
RIDER YANG MENANG TU BUAT 19-20 MINIT/LAP. DIA OVERTAKE AKU 4 KALI. GILA LAJU MAKAN APA AKU TAKTAW LA.








credit kepada asmadi dan che wan untuk kepingan gambar.

Khamis, 5 Ogos 2010

Kelahiran bayi baru di bawah meja





Ekor ku keras terpacak.

Pada 20 Julai 2010 aku menerima surat rasmi berkepala surat kerajaan Malaysia, surat saman ekor untuk perangkap kelajuan bagi tahun 2010. menurut isi surat kejadian berlaku di KM 12.3 Lebuhraya Utara-Selatan. Had kelajuan adalah 90KM/Jam,kelajuan aku menurut isi surat tersebut ialah 101KM/jam.dan pelanggaran kelajuan aku cuma 11KM/jam.Tawaran kompoun adalah sebanyak RM 300.00. Aku dengan ini berikrar akan menunggu hingga hari terakhir aku ke penjara untuk aku selesaikan saman ini. sekian

Pada 3 Ogos 2010 sekali lagi aku menerima surat rasmi berkepala surat kerajaan Malaysia, surat saman ekor untuk perangkap kelajuan bagi tahun 2010. menurut isi surat, kejadian berlaku di KM 12.3 Lebuhraya Utara-Selatan. Had kelajuan adalah 90KM/Jam,kelajuan aku menurut isi surat tersebut ialah 125KM/jam.dan pelanggaran kelajuan aku 35KM/jam. Tawaran kompoun sebanyak RM 300.00. Aku dengan ini sekali lagi berikrar akan menunggu hingga hari terakhir aku ke penjara untuk aku selesaikan saman ini. sekian

PANAS LIT LIT

MANDI KERANA LETIH BERPUASA Daripada Abu Bakar bin Abdurrahman radhiyallahu ‘anhu; “Telah berkata sahabat yang menceritakan kepadaku: Aku pe...